at taturk international airport menyambut kami dengan dingin. hehe.. kesannya cool gitu ya si bandara. tapi memang suasana dan arsitekturnya menimbulkan dua kesan: dingin dan bersih. kami bergegas cari toilet untuk bebersih dan wudhu. saat itu tepat pukul 06.00, sudah masuk waktu shubuh di istanbul. masjidnya lapang, gak banyak ornamen. kami shalat berjamaah. berserah, memohon perjalanan yang berkah.
- Day 1-sight seeing blue mosque dan ayasofya, berlayar ke armutlu
selesai shalat, beberapa dari kami mengantri untuk mendapatkan visa. turki memang memberlakukan visa on arrival, sehingga sebelum berangkat tidak perlu wara wiri mengurus di jakarta. visa yang berlaku 30 hari ini dibandrol 25USD per kepala. sekitar 425 ribu rupiah. lumayan. kalau dibandingkan dengan mesir yang kata huda hanya berharga 6 ribu rupiah untuk tiga bulan :D. setelah mendapat visa, kami in line untuk melewati pos imigrasi bandara. antriannya lumayan panjang juga. usai dari pos ini, kami segera menuju tempat pengambilan bagasi. untuk memakai trolley, di sini pakai koin 1 TL.
sambil menunggu semua bagasi lengkap, saya dan salma ke “mampir” ke toilet bandara. meski kami gak berlama-lama di sana, tapi ternyata saat kami keluar toilet, rombongan sudah gak ada di tempat semula. bingung lah kami. luckily kami segera menemukan pintu cikis (bahsa turki) alias exit dan mendapati sebagian rombongan kami sudah berada di dalam bis carter. saya dan salma segera menyusul naik.
di dalam bis, kami berkenalan dengan pemandu kami, Mang Aji yang lagi S2 di turki. such a top guide. sambil menuju tempat sarapan yang berada di sisi asia kota istanbul, kami mendapat penjelasan tentang tempat-tempat yang kami lewati, berikut sejarahnya. kami melewati bukit yang terdapat makam sahabat rasulullah Di atasnya. sahabat itu bernama Abu Ayyub Al-Anshory. Abu Ayyub adalah panglima pertama pasukan Muslim yang hendak menaklukkan Konstantinopel. ia berpesan agar jasadnya dimakamkan Di Turki bagian Eropa. maka sahabat2nya pada suatu malam sembunyi2 menyelundupkan jasadnya utk melaksanakan wasiat yang visioner tersebut.
pada pagi hari, jalur Asia-Eropa biasanya selalu lebih padat dibandingkan jalur Eropa-Asia. sedangkan pada malam hari sebaliknya. untuk melewati sisi Asia, kami menyebrangi selat bosporus. yup, that famous one. saya sering sekali mendengar cerita tentang selat ini dari umi. dan memang sebiru dan se-magis yang saya bayangkan.
kami akhirnya sampai di sosyal tesisleri. tempatnya terletak di bukit dan viewnya benar-benar juara. ada teropong yang disediakan. dengan koin 1 TL kita dapat melihat indahnya pemandangan di sekeliling tempat ini. berhubung kami sudah lapar, kami segera masuk ke dalam ruangan cukup hangat. beberapa muda-mudi turki sedang menikmati sarapan pagi mereka. and here is our very first breakfast:
hehe.. daun salad tomat cherry, selembar daging ham, keju keju keju, peach, aprikot, black zaitun, Dan regular zaitun. iya, itu gak ngenyangin kalau buat perut orang Indonesia. tapi lucu juga sih rasanya ngemil keju celup selai. pengalaman baru :).
selesai makan, kami kembali ke bis. ayasofya and blue mosque, here we come!
sepanjang perjalanan mang aji bercerita tentang dua tempat bersejarah itu. lucky me kabarn lincah mencatat di moment diarynya 🙂
Ayasofya adalah ikon istanbul sejak dulu ketika masih disebut konstantinopel. dulu tempat ini adalah gereja, lalu diubah menjadi masjid atas perintah Mehmed II setelah turki utsmani menaklukkan konstantinopel.. ornamen-ornamen kristen diplester dan ditutup dengan kaligrafi dan relief Islam. lalu ditambahkan pula minaret agar semakin nampak sebagai masjid. namun nama ayasophia tidak pernah diubah. pada era turki modern, ayasofya diubah fungsi lagi menjadi museum hingga sekarang. ornamen-ornamen kedua agamapun dibiarkan hidup bersama dalam bangunan bediameter kubah 30m dan berusia lebih dari 1 milenium ini.
Setelah Muhammad Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel pada hari Selasa, sholat Jum’at pertama dilaksanakan Di Ayasofya.
Usai penaklukan, penduduk lokal diberikan tiga pilihan:
1. masuk Islam dan dilindungi hak2nya sebagai Muslim
2. tidak masuk Islam tapi hendak menetap, maka akan dilindungi hak2nya
3. atau hendak pulang ke Roma dan akan difasilitasi
Blue Mosque, a.k.a. sultan ahmed mosque terletak berhadapan dengan ayasofya. kata paman google sih, masjid ini dikenal sebagai masjid biru karena khas ubin biru menghiasi dinding-dinding interiornya. dibangun pada tahun 1609-1616, selama pemerintahan ahmed I. seperti masjid lainnya, juga terdiri dari makam pendiri, madrasah dan rumah perawatan. sementara ini masih digunakan sebagai masjid tempat masyarakat melakukan ibadah shalat dan menjadi daya tarik wisata populer.
suasana di dua tempat ini saat kami tiba tidak terlalu ramai. which is good. saya dan teteh bergegas ke toilet untuk membereskan keperluan ibu menyusui. ketika kami gabung kembali ternyata kami ketinggalan foto keluarga bareng, huhu.. adil lagi kelimpungan mencari tas kecilnya. kami ikut mondar mandir mencari tas merah itu (yang ternyata tertinggal di bis :D).
asik sekali. ada air mancur di taman yang memisahkan blue mosque dan ayasofya. banyak bangku-bangku panjang berjejer untuk duduk rileks. beberapa pedagang juga menawarkan dagangannya. ada es krim, jagung rebus, plum, kacang, dan banyak lagi.
(to be continued)