Teman

two-cups-of-coffee-in-sunlight-breezekaze

Ia adalah seorang teman. Berjalan pelan dari keramaian menuju tepi yang sepi, di sini. Menyapaku sambal melepas hoodienya, Ia tersenyum simpul. Wajahnya sendu. Setahun tanpa jumpa, kian rupawan wajahnya. Tidak kutatap lekat, hanya sesekali kupandang sambil mendengar Ia bercerita.

Ia adalah seorang teman. Ia baru saja ditinggal pergi, oleh seseorang yang sangat berarti. Ayahandanya berpulang pada Sang Maha Memiliki. Duka yang kental membuatku turut lesap dalam  kesedihan.

Ia adalah seorang teman. Getar pada suaranya, kaca pada bola matanya, membuatku pamit untuk sejenak bangkit. Kusodorkan sebotol air mineral, lalu kembali duduk. Mendengarkan.

Ia adalah seorang teman Hari ini Ia kembali bercerita tentang mimpi-mimpnya. Tentang rasa dan gelisahnya. Aku duduk di sana. Masih mendengarkan.

Ia adalah seorang teman. Teman yang namanya kerap hadir dalam cerita sahabatku. Teman yang sering bertutur tentang sahabat itu, di masa lalu. Aku sudah sangat terbiasa mendengar kisah mereka, babak demi babak hingga semuanya berakhir. Maka, tidaklah mungkin rasanya…

Ia adalah seorang teman. Aku masih mendengarkannya bertutur, sesekali menatap wajahnya. Ya, kami akan tetap begini. Menjadi teman.

Ia adalah seorang teman. Ia baik, cerdas, dan taat. Ingin kumiliki segala daya untuk membuatnya kembali ceria. Ah, Ia mengambil sebentuk jeda. Lama. Lalu kurasakan bahwa matanya sedang mencari mataku. Tidak sekarang, teman. Mari kita nikmati jeda, mari kita beri ruang pada rasa. Aku nyaman dalam diam panjang ini. Kutatap apapun dalam ruangan ini, selain matanya. Menerka-nerka kalimat apa yang sebaiknya kusampaikan.

Ia adalah seorang teman. Sepuluh, lima belas, dua puluh, dua puluh lima menit berlalu. Kutarik nafas panjang sebelum menghelanya pelan. Lalu kuabaikan apapun di ruangan ini, seain sepasang mata sayunya. Oh, belum beranjak dari mencari mataku rupanya. Pelan kuucapkan. Tedengar lucu namun yakin di telingaku. “Nikah yuk!”

Ia adalah seorang teman. Selamanya akan menjadi teman. Teman jiwa, teman raga. Sampai Surga. Semoga.