rodiitu

4c673a23-51d8-47a9-a7e3-234d33b565c2

begini. malam itu, ba’da berbuka puasa bersama keluarga suami di foodcourt kalibata city, ada sesuatu yang terjadi. kira-kira apa ya?

seorang satpam menghampiri ka rahman, kakak dari suami. “pak, ini tasnya mohon dijaga” waktu itu nahdah putri ka rahman baru selesai ganti-ganti di meja belakang meja kami, dan tasnya memang masih di meja itu. ka rahman langsung aware, mengambil tas tadi, dan segera merapikan tas-tas lain yang dikumpulkan di salah satu kursi. saat itulah ka rahman menyadari sesuatu “asma, tas asma ada?” aku menggeleng. tas saya mestinya ada bersama tas-tas lain di kursi itu. dan begitulah, setelah kami cari-cari, hasilnya nihil. tas saya raib.

anehnya, malam itu saya gak uring-uringan. saya juga heran kenapa saya santai aja. padahal biasanya kehilangan pulpen aja bisa bete. sekarang kehilangan tas, yang artinya, ada beberapa benda penting seperti dompet (dengan ktp, 2 kartu atm, sejumlah uang cash di dalamnya), dan diary. alhamdulillah hari itu saya lagi gak bawa hp, karena masih dicharge di rumah. suami dan ka rahman lapor ke sekuriti kalibata city, dan ternyata spot kami di food court tidak terjamah cctv. waktu itu saya mikirnya cuma ya sudahlah ya, sampai di situ aja rizki tas dan isinya buat saya.

oke, bukan berarti gak ada kelebat-kelebat sedih sih. pertama, tas yang diambil itu pemberian seseorang yang spesial, hadiah milad saya 2012 lalu. dompet yang hilang adalah pemberian almarhumah umi saya. daan, diary. yap, diary sherlock holmes itu. saya terbiasa bawa buku itu di tas, agar bisa langsung menulis momen-momen penting yang terjadi. jadi saya agak ogah aja membayangkan orang yang tidak dikenal membaca buku paling privat buat saya itu.

malam itu saya urus blokir-blokir atm, dan bertekad mengurus ktp secepatnya sebelum balik ke jogja. ala kullihal, alhamdulillah. dari pembuatan surat keterangan hilang di kantor polisi sampai pembuatan ktp berjalan lancar. polisi di kalibata gak minta uang sukarela seperti di jogja. ngurus ktp berhikmah silaturahim ke mantan ketua RT zaman saya masih kecil banget di kalibata utara, dan hanya 15 menit prosesnya di kelurahan. atm gak bisa langsung diurus, karena buku tabungannya ada di jogja, tapi hamdalah ada rizki-rizki dari arah tak terduga yang membuat saya tetap pegang cash. sekarangpun, karena saya sudah di jogja, hal pembuatan kartu atm baru sudah selesai. saya jadi menyadari, kalau kita belajar untuk mudah melepas, belajar ikhlas, insya Allah akan banyak kemudahan menyertai.

beberapa hari setelah lebaran, setelah umi gak ada, keluarga kami mencoba untuk banyak silaturahim ke teman-teman umi. waktu itu, kami silaturahim ke rumah mam upi, teman umi yang sekaligus guru salma di daerah cibubur. sambil menikmati puding roti buatan mam upi, kami berbincang rileks. tentang pengalamannya berada di kapal mavi marmara , tentang studi salma, juga tentang beberapa momen kebersamaannya bersama umi.

semua ceritanya menarik. tapi ada satu cerita yang pas dengan kondisi saya (yang baru saja kehilangan barang). waktu itu, umi, mam upi, dan beberapa temannya sedang mencoba menaklukkan bukit sinai di mesir. teteh (istri bang umar) yang waktu itu masih jadi mahasisiwi al-azhar menemani rombongan umi dalam perjalannya. kala itu, umi kehilangan hp. mam upi lihat, saat di bukit umi masih menjawab beberapa sms dengan hpnya, tapi saat turun dari bukit, umi menyadari hpnya udah gak ada. ketika di telpon, ada yang mengangkat tapi hanya hening di sebrang telepon. karena banyak data penting di hp, rombongan lapor ke sekuriti, kehebohan sempat terjadi. semua tamu yang mengunjungi bukit diperiksa. lalu umi bilang ke sekuritinya “rodiitu.. rodiitu (sudah, sudah, saya ridho..)” artinya umi sudah ridha melepas hpnya, pencarian pun di akhiri.

ketika sampai di penginapan, setelah membuka pintu kamarnya, dengan wajah sumringah umi memanggil mam upi. mam upi segera ke kamar umi dan umi menunjukka sesuatu di atas bantal. yap, hp umi. hp umi ada di atas bantal itu. hp itu kembali. wallahu a’lam bagaimana hal itu bisa terjadi. karena bukan berarti hp umi tertinggal sejak awal di penginapan. mam upi dan peserta rombongan lain melihat umi memegang hp itu di bukit sinai, dan saat di telpon tadi ada yang mengangkat meski berjawabkan hening. begitulah kuasa Allah. mungkin ini the power of rodiitu nya umi ya. teteh bilang, ridha itu di atas ikhlas. dan untuk itu, saya masih harus banyaaaak belajar 🙂

Leave a comment