to my dearest sonshine

Hey, bahkan lelapmu membawa damai
Mengalirlah tenang ke laut jiwa
Berpendarlah cahaya di redup asa

Lalu segala halmu
Berbaris satu-satu menyergap benak
Mendesak senyum kala hadir dalam fikir

Celoteh riang, genggaman jemari,
Binar mata, dan senyum malu-malu itu
Membuatku seperti tersengat bahagia
Dan terhaturlah syukur tiada tara

Hideyoshi,
Tegarlah dan tumbuh dengan bijak
Hadirkan Ia di singgasana hati
Semoga kelak di istana-Nya
kita berkumpul
Pada kala yang abadi

Jogja, 08 Oktober 2012
di dua tahunmu

as he grows

Image

“Ayaaaah” kata itu sekarang sudah sangat familiar keluar dari mulut kecil hide. Sering sekali malah. Biasa hide ucapkan ketika memanggil ayahnya, ketika menyambut ayah pulang, ketika ingin bermain bersama ayah, dan pada banyak momen lagi. Kala menangis pun kata itu yang sering keluar “ayah ayah ayah ayah… bum..” begitu biasanya bunyi isaknya. Atau “bum… ayah ayah ayah..”

Nah, bum itu adalah panggilan sayang hide buat saya. He he.. sudah berkali kali kami ajarkan untuk bilang “bun da” berkali kali pula hide meniru dengan “bum” ditambah nyengir polos J. jadi ya.. kadang jealous juga sama si ayah yang sudah dipanggil -lengkap, jelas, terang, bin lancar- oleh jagoan kami.

Tapi.. saya tahu kok, akan ada masanya. Setiap anak memiliki tahap perkembangannya masing-masing. Kata bunda mungkin sudah terekam dalam otak hide namun belum sempurna diterjemahkan dalam bentuk kata oleh lisannya. Baru-baru ini saya menemukan artikel bagus dari majalah parents guide edisi lawas tentang hal ini. Artikel dari rubrik “As They Grow” ini berjudul “Panggil Aku Mama”

Dalam artikel dijelaskan beberapa milestones yang menandai tahap demi tahap perkembangan kemampuan bicara dan berbahasa anak.

  • Ketika Lahir: Menangis. Cara pertama yang digunakan bayi untuk berkomunikasi adalah dengan menangis. Walaupun sepintas terdengar sama saja, tetapi bayi menyampaikan apa yang dirasakannya (lapar, sakit) lewat tangisan pada orang di sekitarnya.
  • 1-4 bulan: Tersenyum dan bersuara (cooing). Si kecil sudah mulai bisa mengeluarkan bunyi vocal seperti “uuuh” atau “aaah” yang merupakan bentuk reaksinya akan lingkungan. Ketika usianya mencapai 4 bulan, tawanya yang menggemaskan mulai terdengar.
  • 5-7 bulan: Mengoceh. Si kecil mulai mengoceh sederhana dengan satu suku kata seperti ‘ta’ atau ‘ba’. Ocehan dalam bentuk jeritan senang dengan suara keras akan keluar bila ia merasa gembira.
  • 7-8 bulan: Ocehan panjang (babbling). Ia sudah semakin pintar merangkai dua atau tiga suku kata ‘bababa’. Pada tahap ini stimulasi yang diberikan orang tua akan jadi semakin penting dalam mengasahnya.
  • 8-12 bulan: Celoteh panjang. Celoteh yang diungkapkan olehnya menjadi suatu bentuk komunikasi dengan sekelilingnya. Bayi akan merasa dirinya bagian dari kelompok social ketika orang yang diajaknya berceloteh bereaksi atau menanggapi.
  • 11-15 bulan: Bicara (speaking). Si kecil sudah paham perintah sederhana seperti “ambil kuenya” atau “tendang bolanya”.- waktu itu hide sudah paham jika kami berkata “buang ke tempat sampah” ia akan dengan lucu kucluk kucluk (bahasa apa itu kar..) ke dapur untuk buang sampah J-. Selain itu ia juga sudah bisa melontarkan satu kata dengan makna seperti ‘cu’ untuk susu-kalau hide mulai ‘mi’ untuk minum-.

Pada usia 23-26 bulan si kecil mulai bisa menggabungkan beberapa kata, misalnya “mama mana”. Usia 24-28 bulan mulai bisa menyebutkan nama obyek, dan 26-35 bulan bicaranya sudah mulai bisa dimengerti (50%).

Saat ini, hide (23 bulan) Alhamdulillah sudah bisa menggabungkan beberapa kata seperti “bum mana?”, malah dia sering banget nanya seperti itu, “ate ati mana?” “ate ayi mana?” “om apang mana?” “om adin mana?” he he. Satu pertanyaan bisa diulang berkali kali. Hide juga sudah mulai hafal orang-orang yang dikenalkan padanya, bahkan nama-nama om, pakde, dan tantenya yang selusin itu dia tau. Jika ditunjuk suatu objek hide juga sudah bisa menyebutkan namanya, dan bicaranya mulai dimengerti. Walaupun kami sempat mengerutkan kening dulu akan beberapa kata yang tidak bisa langsung kami pahami seperti “pu ici” what? Nyeni banget lo boi, udah ngerti puisi, ternyata maksudnya “lampu polisi” hehe..

Oh ya, ada sesi pertanyaan menyenangkan bersama hide baru-baru ini

‘Namanya siapa? ‘ ‘hide aci (hideyoshi) ‘ ‘ayahnya siapa?’ ‘ayah ana (ayah barnard)’ ‘bundanya siapa?’ ‘bum imah (bunda karimah)’ 😀

So sweet ah, Alhamdulillah.. 🙂

Sang Maha

Allah Maha Pengasih

tanpa memilih kasih

Allah Maha Penyayang

sayangnya tak terbilang

Allah Yang Maha Tahu

tanpa diberitahu

Allah Allah Laa ilaa ha illallah

*lagu favorit hide saat ini, dinyanyikan dengan nada lagu naik becak karya ibu sud

hide mau sekolah

habis lihat2 foto2 hide, ada foto waktu hide berusia 8 bulan dan sudah mau sekolah 🙂

Image

main air dulu..

Image

sudah ganti baju, masih main air 🙂

Image

ayaah.. bundaaa… hide boleh sekolah ya? ya ya ya?

Image

hmmm.. kalau sekolah bola boleh juga?

Image

sing me a song.. a super happy song yeay..

Image

😀

smallpox

Image

model di foto ini bukan hide dan ayah loh ya..:D

smallpox? chicken pox? apakah itu? dia adalah sesuatu yang diderita hide seminggu kemarin. yap, cacar air.

gejala awalnya adalah: demam, hide demam tinggi. saya coba balur bawang merah plus minyak telon, alhamdulillah besoknya suhu tubuh hide kembali normal, jadi pagi itu hide tetap berangkat ke PAUD.

malam selanjutnya, hide demam lagi.. dan mulai ada bintik-bintik mencurigakan. hm, kira2 bintik2 apa ya? ketika paginya hendak memandikan hide, tampak bintik2 itu makin banyak, terutama di sekitar lutut, paha, dan siku. saya langsung curiga kalau itu cacar.

tapi saya belum yakin-yakin amat, ya karena saya belum pengalaman kan ya. saya langsung melakukan sesuatu yang agak ribet. hehe. berhubung bb saya masih rusak dan hp gak mendukung buat kirim2 foto instan, jadi langkah yang saya ambil adalah. pake hp suami-kirim foto bintik2 hide via whatsApp ke salma-telpon salma. salma lagi GR buat graduation waktu itu.

saya : mah, di kontak bb kamu ada yang dokter gak? doter helda tetangga kita ada di kontak kamu gak?

salma: gak ada kak..

saya: *berpikir “eh yundri, yundri temenku ada di kontak bb kamu kan waktu itu.. nah kamu tolong ya kirimin foto hide ke yundri tolong tanyan itu cacar bukan? nanti jawabannya kasih tau aku, oke?

salma: oke ka..

hehe ribet yah, selanjutnya masih tetep ribet karena fotonya sempat gak kebaca lah, kadang saya juga telat baca pesan yundri via salma, hehe

jadinya saya sambil tanya2 temen saya yang farmasi:  obat dan pantangan cacar apa? si ayah juga sambil googling, tambah-tambah info..

hasilnya? sebelum dapat konfirmasi terakhir dari salma, kami menyimpulkan: itu memang cacar. gak berapa lama yundri via salma juga bilang: kemungkinan besar itu memang cacar. klop. thanks to yundri dan salma 🙂

atas saran mba harumi, teman farmasi saya itu, ayah melesat ke apotik untuk membeli dua obat:

1. salep acyclovir

2. PK

harga total: 7.500 rupiah

yang pertama mesti diusapkan ke cacar-cacar hide sampai kering

yang kedua, PK itu seperti serbuk, dicampur ke air untuk mandi hide, nanti airnya berubah jadi keunguan gitu. saya kira kalau cacar gak boleh mandi, ternyata malah harus mandi, karena cacar-cacarnya itu sumber virus dan kuman, harus dibersihkan. nah, serbuk PK nya ini sebagai pensteril juga kali ya..

menurut petunjuk penggunaan, mestinya acyclovir itu dipakaikan setiap 3 jam sekali, tapitapitapi, hide heboh setiap dioleskan salep ini.. dia lari-lari atau mau pegang salep sendiri dan malah dia oleskan ke saya hehe. jadi dengan segala upaya kami memakaikannya sehari 4 kali yaitu setiap habis mandi dan pada waktu hide tidur siang dan tidur malam. nah kalau hide lagi tidur ini saya bebas merdeka mengoleskannya, jadi lebih lega 🙂

kalau yang PK, kami menyebutnya air ungu. bagaimana respon hide? dia malah seneng banget mandi pakai air itu. ayah menyiapkan ember besar khusus buat hide, jadi kalau hide habis pipis atau pup, cuci tangan, dan mandi, pakai air ungu itu. setiap kami bilang “ayo ke kamar mandi, nanti pakai air ungu” hide langsung melesat semangat ke kamar mandi. malah kadang dia pura-pura kebelet biar bisa kena air ungu, hehe

alhamdulillah, sekarang hide sudah sembuh, cacarnya sudah kering dari beberapa hari lalu. kata mba harumi, untuk mempercepat penghilangan bekas cacar bisa pakai bedak dingin. adalah bedak yang biasa dipakai untuk pijat bayi, butirannya besar-besar seperti kemiri. biasanya di supermarket ada di rak-rak masker dan lulur. nah, kami sudah cari bedak dingin belum nemu juga, sehingga untuk pemulihan hide seperti saran teman yang lain saya masih oleskan acyclovir meski tidak sesering saat cacarnya belum kering.

demikian pengalaman kami merawat ananda yang sedang sakit cacar. semoga ke depan hide sehat sehat. kami ortunya hide juga. oh ya, kamu juga. take care of your health ya 🙂